Hitung Darah Lengkap (HDL)
Tes laboratorium yang paling umum adalah hitung darah lengkap (HDL) atau complete
blood count (CBC). Tes ini, yang juga sering disebut sebagai ‘hematologi’, memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel
darah merah, sel darah putih dan trombosit (platelet).
Hasil tes menyebutkan jumlahnya dalam darah (misalnya jumlah sel per milimeter
kubik) atau persentasenya. Tes laboratorium lain dibahas pada Lembaran Informasi (LI) 122
dan 123.
Semua sel darah dibuat di sumsum tulang. Beberapa
obat atau penyakit dapat merusak sumsum tulang sehingga menyebabkan
berkurangnya jumlah sel darah merah dan putih.
Setiap laboratorium mempunyai ‘nilai rujukan’ untuk semua hasil tes.
Biasanya, tes laboratorium akan memperlihatkan hasil tes yang berada di luar
nilai normal. Untuk informasi lebih lanjut mengenai hasil tes laboratorium,
lihat LI 120.
Angka dalam laporan sering sulit ditafsirkan. Beberapa angka dilaporkan
dengan satuan ‘x10.e3’ atau ‘x103’. Ini berarti jumlah yang dicatat harus
dikalikan 1.000. Contohnya, bila hasil adalah 8,77 dengan satuan ‘x10.e3’, jumlah
sebenarnya adalah 8.770.
Tes Sel Darah Merah
Sel darah merah, yang juga disebut sebagai eritrosit, bertugas
mengangkut oksigen dari paru ke semua sel di seluruh tubuh. Fungsi ini dapat
diukur melalui tiga macam tes. Hitung Sel Darah Merah (red blood cell
count/RBC) yang menghitung jumlah total sel darah merah. Hemoglobin
(Hb) yaitu protein dalam sel darah merah bertugas
mengangkut oksigen dari paru ke bagian tubuh lain Hematokrit
(Ht atau HCT) mengukur persentase sel darah merah dalam seluruh volume darah.
Orang yang tinggal di dataran tinggi umumnya mempunyai lebih banyak sel
darah merah. Ini merupakan upaya tubuh mengatasi kekurangan oksigen.
Volume Eritrosit Rata-Rata (VER) atau mean corpuscular volume
(MCV) mengukur besar rata-rata sel darah merah. VER yang kecil berarti ukuran
sel darah merahnya lebih kecil dari ukuran normal. Biasanya hal ini disebabkan
oleh kekurangan zat besi atau penyakit kronis. VER yang
besar dapat disebabkan oleh obat antiretroviral (ARV),
terutama AZT dan d4T. Keadaan ini tidak berbahaya. Namun VER yang besar dapat
menunjukkan adanya anemia megaloblastik, dengan sel darah merahnya besar dan
berwarna muda. Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan asam
folat.
Sementara VER mengukur ukuran rata-rata sel darah merah, Red Blood
Cell Distribution Width (RDW) mengukur kisaran ukuran sel darah merah.
Hasil tes ini dapat membantu mendiagnosis jenis anemia dan kekurangan beberapa
vitamin.
Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER) atau mean corpuscular
hemoglobin (MCH) dan Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata
(KHER) atau mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC atau CHCM)
masing-masing mengukur jumlah dan kepekatan hemoglobin. HER dihitung dengan
membagi hemoglobin total dengan jumlah sel darah merah total.
Trombosit atau platelet berfungsi membantu menghentikan
perdarahan dengan membentuk gumpalan dan keropeng. Jika trombosit kita kurang,
kita mudah mengalami perdarahan atau memar. Orang terinfeksi HIV kadang
trombositnya rendah (disebut trombositopenia). ARV dapat mengatasi keadaan ini.
Jumlah trombosit hampir tidak pernah menjadi begitu tinggi sehingga
mempengaruhi kesehatan.
Tes Sel Darah Putih
Sel darah putih (disebut juga leukosit) membantu melawan infeksi
dalam tubuh kita.
Hitung Sel Darah Putih (white blood cell count/WBC) adalah
jumlah total leukosit. Leukosit tinggi (hitung sel darah
putih yang tinggi) umumnya berarti tubuh kita sedang melawan infeksi. Leukosit
rendah artinya ada masalah dengan sumsum tulang. Leukosit rendah, yang disebut leukopenia atau sitopenia, berarti
tubuh kita kurang mampu melawan infeksi.
Hitung Jenis (differential) menghitung lima jenis sel darah
putih: neutrofil, limfosit,
monosit, eosinofil dan basofil.
Hasil masing-masing dilaporkan sebagai persentase jumlah leukosit. Persentase
ini dikalikan leukosit untuk mendapatkan hitung ‘mutlak’. Contohnya, dengan
limfosit 30% dan leukosit 10.000, limfosit mutlak adalah 30% dari 10.000 atau
3.000.
Neutrofil berfungsi melawan infeksi bakteri.
Biasa jumlahnya 55-70% jumlah leukosit. Jika neutrofil kita rendah (disebut
neutropenia), kita lebih mudah terkena infeksi bakteri. Penyakit HIV lanjut
dapat menyebabkan neutropenia. Begitu juga, beberapa jenis obat yang dipakai
oleh Odha (misalnya gansiklovir untuk mengatasi virus sitomegalo, lihat LI 501) dan AZT
(semacam ARV; lihat LI 411).
Ada dua jenis utama limfosit: sel-T yang
menyerang dan membunuh kuman, serta membantu mengatur sistem kekebalan tubuh;
dan sel-B yang membuat antibodi,
protein khusus yang menyerang kuman. Jumlah limfosit umumnya 20-40% leukosit.
Salah satu jenis sel-T adalah sel CD4, yang tertular dan
dibunuh oleh HIV (lihat LI 124).
Hitung darah lengkap tidak termasuk tes CD4. Tes CD4 ini harus diminta sebagai
tambahan. Hasil hitung darah lengkap tetap dibutuhkan untuk menghitung jumlah
CD4, sehingga dua tes ini umumnya dilakukan sekaligus.
Monosit atau makrofag mencakup 2-8% leukosit. Sel ini melawan
infeksi dengan ‘memakan’ kuman dan memberi tahu sistem
kekebalan tubuh mengenai kuman apa yang ditemukan. Monosit beredar dalam
darah. Monosit yang berada di berbagai jaringan tubuh
disebut makrofag. Jumlah monosit yang tinggi umumnya menunjukkan adanya infeksi
bakteri.
Eosinofil biasanya 1-3% leukosit. Sel ini terlibat dengan alergi dan
tanggapan terhadap parasit. Kadang kala penyakit HIV
dapat menyebabkan jumlah eosinofil yang tinggi. Jumlah yang tinggi, terutama
jika kita diare, kentut, atau perut kembung, mungkin
menandai keberadaan parasit.
Fungsi basofil tidak jelas dipahami, namun sel ini terlibat dalam
reaksi alergi jangka panjang, misalnya asma atau alergi kulit. Sel ini
jumlahnya kurang dari 1% leukosit.
Persentase limfosit mengukur lima jenis sel darah putih: neutrofil,
limfosit, monosit, eosinofil dan basofil, dalam bentuk persentase leukosit.
Untuk memperoleh limfosit total, nilai ini dikalikan dengan leukosit.
Misalnya, bila limfosit 30,2% dan leukosit 8.770, limfosit totalnya adalah
0,302 x 8.770 = 2.648.
Laju Endap Darah (LED) atau Sed Rate mengukur kecepatan sel
darah merah mengendap dalam tabung darah. LED yang tinggi menunjukkan adanya
radang. Namun LED tidak menunjukkan apakah itu radang jangka lama, misalnya artritis, atau disebabkan oleh tubuh yang terserang infeksi.
Orang yang tinggal di dataran tinggi umumnya mempunyai lebih banyak sel
darah merah. Ini merupakan upaya tubuh mengatasi kekurangan oksigen.
Hitung Sel Darah Putih (white blood cell count/WBC) adalah
jumlah total leukosit. Leukosit tinggi (hitung sel darah
putih yang tinggi) umumnya berarti tubuh kita sedang melawan infeksi. Leukosit
rendah artinya ada masalah dengan sumsum tulang. Leukosit rendah, yang disebut leukopenia atau sitopenia, berarti
tubuh kita kurang mampu melawan infeksi.
Fungsi basofil tidak jelas dipahami, namun sel ini terlibat dalam
reaksi alergi jangka panjang, misalnya asma atau alergi kulit. Sel ini
jumlahnya kurang dari 1% leukosit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar